Ketika
itu, pasukannya kalah besar di bandingkan tentara Boer. Untuk
mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi
tentara sukarela.
Tugas
utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka
mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan
pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota
tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga
pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa
bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan,
setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar
dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari Gerakan Pramuka
Internasional.
Keberhasilan
Baden-Powell mempertahankan Kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi
pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to
Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.
Pada
tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku
karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians.
Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat,
sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana
tentang suatu gerakan pemuda.Pertemuannya dengan Seton tersebut
mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan
versi baru yang diberi judul Boy’s Patrols.
Buku
tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda
ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah
perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama
seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea,
Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli
atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan
kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk
membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu diantara
mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut. Setelah bukunya
diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses.
Baden-Powell
pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk
mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya
tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini
dikenal sebagai buku panduan Kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi
pertama.
Saat
itu Baden-powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk
beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa
pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell
menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka
untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka
dirikan tersebut.Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota,
Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten
untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk
sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang dewasa (Adult Leadership
Training Center).
Pada
tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi
pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to
Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan
disatukan dalam buku berjudul Roverinng to Success for Rover Scouts
pada tahun 1922.Perkembangan Gerakan Pramuka tak lama setelah buku
Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris
dan Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai
dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan
koloninya.Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan Inggris yang pertama
diakui keberadaannya, dibentuk di Gilbraltar pada tahun 1908, yang
kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta. Kanada ialah
koloni Inggris pertama yang mendapat ijin dari kerajaan Inggris untuk
mendirikan Gerakan Kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan
Afrika Selatan.Chile ialah negara pertama diluar Inggris dan koloninya
yang membentuk Gerakan Kepanduan.
Parade
Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910.
Parade tersebut menarik minat para remaja di Inggris. Tidak kurang dari
10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam kegiatan
Kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman,
Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia,
dan Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi Kepramukaan.
Semenjak
didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada remaja usia
11-18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota bertambah
dengan cepat.
Kebutuhan
program pun dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan
ketertarikan para generasi muda pada saat itu, Gerakan Pramuka menambah
empat program dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup keanggotaan
Gerakan Pramuka. Keempat program tersebut meliputi : Pendidikan Generasi
Muda usia dini, Usia Remaja, pendidikan Kepanduan Putri, dan pendidikan
kepemimpinan bagi Pembina Program untuk golongan siaga, unit Satuan
Karya, dan Penegak/Pandega mulai disusun pada akhir tahun 1910 di
beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut hanya berawal di
tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru kemudian
diakui dan diadopsi oleh Kwartir Nasional. Kasus serupa terjadi pada
pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, dimana program golongan
siaga telah dimulai sejak 1911 di tingkat Ranting, namun belum
mendapatkan pengakuan hingga 1930 sejak awal didirikannya Gerakan
Kepanduan, para remaja putri telah mengisyaratkan besarnya minat mereka
untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden Powel-
adik dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden Powell, pada tahun 1910
ditunjuk menjadi Presiden Organiasi Kepanduan putri pertama di dunia.
Agnes pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian
berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914 .Agnes mundur dari
kursi Presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olave Baden Powell,
Istri dari Lord Baden Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil
Presiden hingga ia meninggal pada usia 86 tahun.pada waktu tersebut,
kepanduan putri telah diposisikan sebagai unit terpisah dari kepanduan
pria, hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat
tersebut.
Pada
era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama
antara unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan
kepanduan.Program awal bagi pendidikan pembina diadakan di London pada
tahun 1910, dan di Yorkshire pada tahun 1911. Namun, Baden Powell
menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan semaksimal mungkin.
Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan praktek
lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing pembentukan kursus
Woodbadge. Akibat perang dunia 1, pendidikan woodbadge bagi para pembina
tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus
woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan bagi
pembina telah beragam dan memiliki cakupan yang luas.
Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi pembina antara lain
a. Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik golongan, hingga kursus
b. Woodbadge
c. Scoutings Centenary • 5288 Comments/Trackbacks
Biografi Baden Powell
|
|
Kehidupan
awal Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia
adalah anak ke-6 dari 8 anak Profesor Savilian yang mengajar Geometri di
Oxford. Ayahnya, Pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia
berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace, seorang
wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil.
Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, “Rahasia keberhasilan
saya adalah ibu saya.”Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge
Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk Sekolah umum
Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran Pramuka adalah memburu dan
memasak hewan – dan menghindari guru – di hutan yang berdekatan, yang
juga merupakan kawasan terlarang. Dia juga bermain piano dan biola,
mampu melukis dengan baik dengan menggunakan kedua belah tangan dengan
tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan dengan
ekspedisi belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.
Karir
Ketentaraan Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars
di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika
dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards.
Baden-Powell berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku
Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di mana
Resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya.
Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia
Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul
rama-rama, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam
lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya. Baden-Powell kemudian ditempatkan di
dinas rahasia selama 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di
Malta. Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di
Ashanti, Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th
Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun kemudian, dia menulis
buku panduan ringkas bertajuk “Aids to Scouting”, ringkasan ceramah yang
dia berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih
perekrutan tentara baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia
melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya usaha sendiri,
dan untuk bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell
kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat dalam
beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang
Boer menjadi Kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia
bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu
tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam
pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang melebihi
8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil
bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan
itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas
perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu
ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat
olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit kubu.Baden-Powell
melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan membina
pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang
menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya
dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum dengan keberanian
mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan
tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei
1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan
nasional.
Setelah
mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris
untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun
1903. pulang ke Inggris setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku
panduan ketentaraannya “Aids to Scouting” telah menjadi buku terlaris,
dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.Kembali dari
pertemuan dengan pendiri Boys’ Brigade, Sir William Alexander Smith,
Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar
sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu
perkemahan di pulau Brownsea bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar
belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku “Scouting
for Boys” kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.Kanak-kanak
remaja membentuk “Scout Troops” secara spontan dan Gerakan Pramuka
berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian
pada tingkat internasional. Gerakan Pramuka berkembang seiring dengan
Boys’ Brigade. Suatu pertemuan untuk semua Pramuka diadakan di Crystal
Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu
Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di
bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell
memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat
Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahwa
ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan Gerakan Pramuka. Pada
Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas
kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai
Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka
berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun yang
sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden-Powell,
karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari
gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia
pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu
petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan
Juliette Low).
Pramuka
Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan
Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce. Perang
Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya ketika pecah Perang Dunia I
pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang.
Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang
dikatakan oleh Lord Kitchener: “dia bisa mendapatkan beberapa divisi
umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu
meneruskan usaha baik Boy Scouts.” Kabar angin menyatakan Baden-Powell
terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk
menggalakkan mitos tersebut.Baden-Powell was made a Baronet in 1922, and
was created Baron Baden-Powell, of Gilwell in the County of Essex, in
1929, Gilwell Park being the International Scout Leader training centre.
He was appointed to the Order of Merit of the British honours system in
1937, and was also awarded 28 decorations from foreign
states.Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan
bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun
1929.
Taman
Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional.
Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan
Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari
negara-negara asing. Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan
bagaimana mengucapkan namanya: Man, Nation, Maiden Please call it
Baden.Further, for Powell Rhyme it with Noël.Dibawah usaha gigihnya
pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari
sejuta Pramuka di 32 Negara; pada tahun 1939 jumlah Pramuka melebihi
3,3 juta orang.
Keluarga
Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan
(yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya
kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:• Peter, kemudian 2nd Baron
Baden-Powell (1913-1962)• Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)• Hon.
Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase
Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1
perempuan) Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan
masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia
menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal
dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit
kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah
ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya
dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya
di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal
dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari
1941.
Pada
1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan
semua Gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi
pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah
untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II. Pergerakan Pramuka dan
Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir
bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan merayakan
jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia.
0 komentar:
Posting Komentar